Ramai orangtua yang tidak boleh mengendalikan perilaku anak-anak yang sudah beranjak remaja, hingga akhirnya terlibat perilaku seks bebas. Kini tersedia berbagai seluar dalam 'anti sex' diguna untuk mencegah perilaku seks bebas pada remaja.
Berbagai pakaian dalam 'anti sex' telah dirancang untuk mempromosikan perilaku remaja sihat tanpa seks bebas. Pakaian-pakaian dalam tersebut dibuat dengan menggunakan slogan-slogan seperti 'zip it' dan 'not tonight'.
Koleksi pakaian dalam aneh yang dijual secara online ini diberi nama 'What Would Your Mother Do (WWYMD)' dan terdiri dari berbagai jenis pakaian dalam, termasuk seluar dalam remaja laki-laki, T-shit dan tote bag . "Kami menciptakan garis pada pakaian dalam untuk digunakan sebagai pembuka percakapan, untuk membantu memperkuat moral keluarga yang berkaitan dengan hubungan dan kencan," jelas juru bicara WWYMD, seperti dilapor timeofindia, Selasa (29/11/2011).
Koleksi pakaian dalam 'anti sex' ini dijual di Amerika Syarikat, kerana dalam beberapa tahun bermunculan gerakan agama di Amerika yang mendorong anak-anak muda untuk menunggu sampai menikah sebelum berhubungan seksual. Yang paling menonjol adalah True Love Waits, di mana pengikutnya menggunakan 'abstinence ring (cincin pantang seks)' untuk menunjukkan komitmen mereka agar tetap perawan.
Cincin yang diberi nama 'The Silver Ring Thing' itu serupa dengan program berbasis gereja. Program-program yang menentang seks pra nikah ini sepertinya menampakkan hasil yang cukup baik. Ini terbukti dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 29 peratus wanita dan 27 peratus lelaki di Amerika usia antara 15 hingga 24 tahun dilaporkan belum melakukan kontak seksual.
Angka-angka ini telah meningkat dari yang sebelumnya 22 peratus untuk kedua jenis kelamin pada tahun 2002, ketika penelitian besar-besaran dilakukan. Survei tersebut juga menunjukkan bahawa kehamilan remaja telah menurun 40 peratus selama dua dekad terakhir, kerana anak-anak muda mulai mahu menunggu waktu dan orang yang tepat sebelum melakukan kontak seksual dan memulai sebuah keluarga.
No comments:
Post a Comment